• home
Home » » Cerita Seks Dewasa Terbutakan Oleh Nafsu Part II

Cerita Seks Dewasa Terbutakan Oleh Nafsu Part II

Cerita Seks Dewasa Terbutakan Oleh Nafsu Part II - Bacaan Sex sebelumnya ialah Cerita Seks Dewasa Pantat Menggoda Sales Seksi Cerita Sex, Cerita Ngentot, Cerita Dewasa, Cerita Semi, Cerita Panas, Cerita Horny Akhirnya….

“Aaaakkkhhh… Nisaaaaaa.” Erang Beni yang bersamaan dengan erangan Nisa pada saat itu memanjang sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.

Eva ( 20 tahun )

Cerita Seks Dewasa Terbutakan Oleh Nafsu Part II
cerita seks, cerita ngentot, cerita panas, cerita mesum, cerita dewasa

Bercerita Sex  - Seusai persenggamahan mereka. Nisa bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Beni atasan barunya. Tak lupa Nisa mengambil secarik Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan memeknya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan Beni didalam liang kewanitaannya.

Sepulang kerja Beni menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Nisa pulang ke rumahnya yang berada di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Setibanya Nisa dan Beni didepan rumahnya. Nisa dikejutkan dengan hal yang membuat Nisa untuk meninggalkan Beni sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Eva.

Kepergian Nisa yang tiba tiba itu dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga. Dan Nisa tak sungkan meminta pertolongan Beni untuk menunggunya di rumahnya bersama Eva adiknya yang masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan ayahnya Nisa telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini menjanda.

Dengan spontan Beni menawarkan Nisa untuk mengunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah saudaranya malam itu. Tawaran Beni pun tak sia sia kan. Nisa bersama ibunya berangkat menuju rumah saudaranya yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Beni tawarkan. Kecantikan Eva tak kalah dengan kecantikan kakaknya.

Paras muka Eva mungkin dapat dikatakan lebih menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Nisa. Dengan kulit yang sama putih serta berambut hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya. Postur tubuh Eva lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan pinggulnya yang langsing.

Postur tubuh Eva membuat Darah muda Beni kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik Nisa ini.

“Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Nisa dan Eva. Sungguh beruntungnya diriku hari ini.” Kata Beni dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan berpihak kepadanya saat ini. Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Nisa serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Nisa siang tadi didalam ruangannya. Cerita Sex

“yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Nisa didalam saja.” “Oh yah, perkenalkan nama saya Eva, umur saya 20 tahun nanti bulan depan. Eva panggil siapa yah sama….” Oceh Eva yang terus menerus sambil berjalan kedalam rumahnya.

“Nama saya Beni Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor. Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Nisa. Panggil saja kak Beni.” Ujar Beni buru buru karena belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Eva wanita yang membuat mata Beni terus terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.

“Oh… jadi boss baru kak Nisa yah… wah kak Nisa beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta tampan seperti kak Irrrrwaaan…” “Eva juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Beni.” Ujar Eva yang panjang lebar.

“Kak… sebentar yah, Eva mau menyegarkan badan Eva dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak Beni kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.” Kata Eva sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Beni.

Gila sungguh mengiurkan tubuh Eva adiknya Nisa ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Nisa. Merasa haus… Beni berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya. Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Nisa. Beni kembali dikagetkan dengan kehadiran Eva yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.

Begitu indah pemandangan yang sekarang Beni saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya sekejap. Eva mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja. Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Beni kembali mengeliak dengan hebat hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.

“Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Eva pakai ini atau mungkin kakak kurang menyukainya.” Ujar Eva setelah melihat tatapan Beni yang kaget melihatnya keluar dari dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.

“Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmmmm…” jawab Beni dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.

“Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Eva mengenahkan gaun tidur dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.” Sahut Eva sambil mengoda Beni yang merasa malu karena melihatnya begitu seksi.

Dengan agak gugup Beni menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans.” Tutur Beni.

“Trus setelah itu…”
“Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan tubuhmu.”

Tiba tiba deringan Handphone Eva berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Nisa.

“Hallo… kenapa Kak Nisa.” Sahut Eva menjawab panggilan itu.

“Eva. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan, saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba. Kak Beni masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini.

Kak Beni nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar kakak saja.” Ujar Nisa memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.

“Iya… kak Beni masih disini sedang ngobrol dengan Eva.” Jawab Eva kembali.

“Eva ingat yah… kak Beni adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah.” Ancam Nisa yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak mengusik kehadiran Beni malam ini disaat ia tak ada disana.

“Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Eva kepada Nisa di telphone.
“Awas kamu kalau macam macam yah…”
“Gimana… apakah Nisa pulang malam ini…” Tanya Beni yang ingin tahu apakah Nisa pulang malam ini.

“Kak Nisa tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di kamarnya nanti malam.” Ujar Eva sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri pembicaraan itu.

“Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Beni… kayaknya besar banget!” sambil menhampiri Beni yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.

“Ah gak ini bisa lah… kalau liat wanita cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Beni menutup malunya karena adik kecilnya menonjol dibalik celananya.

“Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Eva mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih liat itunya kak Beni.” Seru Eva sambil memegang batang kemaluan Beni diluar celana panjangnya.

Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka tak sungkan sungkan Beni mulai meraba halus paha Eva yang putih mulus itu. perlahan namun semakin berjalan menuju titik temu nikmatnya. Antara bibir Beni dan Eva saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang menjadi.

Tak kala desahan Eva semakin menjadi saat tangan kekar Beni mulai menyusup di balik celana dalam G-string yang dikenakan Eva. Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan yang dilakukan Beni membuat Eva mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan layaknya manusia yang kekurangan oksigen.

Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Eva pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang melingkar pada pinggang Beni dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain yang membalut bagian bawah Beni. Dengan posisi Eva berjongkok di bawah. Eva dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Beni bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Eva mengulup kepala serta batang kemaluan Beni… naik turun keluar masuk mulutnya. Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Beni saat Eva mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.

“Gila nih cewek… kayaknya Eva lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Nisa… pintar sekali ia mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Beni dalam hati sambil menikmati setiap jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Eva.

Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Beni menarik tubuh Eva dan disuruhnya mengangkang tepat di atas mukanya. Dengan gencar Beni menyapu memek Eva yang sama sama nikmatnya dengan Nisa. Namun memek Eva seakan menebarkan bau yang sungguh membuat Beni semakin gencar dan lahap menjilati liang kewanitaannya hingga setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Beni.

Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Eva dengan jari telunjuk Beni, kemudian dengan leluasa lidah Beni bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewanitaan Eva yang berwaran merah muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda. Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Eva yang semula mengangkang di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat dibawah bibir memek Eva berada.

Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir memek Eva. Batang kemaluan Beni berhasil menerobosnya tanpa harus bersusah payah seperti memek milik kakaknya Nisa. Sesaat ketika batang kemaluan Beni telah tertancap penuh didalam memek Eva.

“Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”

“Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Nisa takut tinggalin kak Beni sendiri di sini dengan Eva. Ternyata kak Nisa tergila gila dengan punya kak Beni yang sungguh perkasa ini…” ujar Eva sambil mengoyangkan pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Beni yang mengaduk liang kewanitaannya.

“kalau begini nikmatnya… Eva mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap hari sama kak Beni yang ganteng dan perkasa ini.” Goda Eva dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.

Kenyataannya ternyata Eva sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Nisa saat pertama kali Beni menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.

“uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Eva kedalam. Please…” pinta Eva sambil mencium puting susu Beni yang berbulu itu.

“Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak memberitahukan kepada kakak mu Nisa.” Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Eva di pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam memek Eva.

Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Beni mengendong Eva menuju kamarnya. Desahan dan erangan Eva semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim Eva. Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Eva kala bersenggama dengan Beni, tak sungkan sungkan Eva mengigit pundak Beni hingga bertanda…

Hingga tiba pula didalam kamarnya… Beni merebahkan tubuh Eva diatas ranjang springbednya dan menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Eva ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi ini batang kemaluan Beni dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk memek Eva tanpa merasa terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.

“plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Beni menyodok memek Eva bertubi tubi.
“Kak… truuus… beri Eva kenikmata seperti kakak berikan buat kak Nisa…”
“uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Eva yang mengila sambil mencakar punggung Beni.

Beni tak memperdulikan Eva. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Eva di atas ranjang. Beni ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wanita manapun, tentunya masuk kategori seleranya. Seakan Beni tak memberi ruang istirahat untuk Eva sesaat. Beni terus menyodok batang kemaluannya tak henti henti… hingga Eva sendiri wanita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang ada dalam diri Beni. Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah satu perusahaan swasta.

Akhirnya Eva pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Beni yang hingga saat ini masih terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.

“Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Eva sampai….” Erang Eva panjang yang menyatakan ia akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali memeknya di aduk aduk oleh tangan Beni yang kekar itu.

Tak memperdulikan keadaan Eva yang telah lemas ditindih tubuhnya… Beni tetap terus menhantam memek Eva bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…Cerita Seks Terbaru Terwujudnya Mimpi Kenikmatanku

Namun tak lama kemudian Beni merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu Beni pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang memek Eva dan sambil tetap mengocok kemaluaannya Beni membimbing batang kemaluaannya ke mulut Eva dan memasukkan kemaluaannya hingga menumpahkan seluruh spermanya.

Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut Eva. Karena Beni menyuruh Eva untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau tidak maka Beni tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Eva. Meski Beni sendiri memiliki kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.

Tak terasa Beni melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya di samping Eva yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun. - Koleksi cerita sex, cerita dewasa terbaru, cerita ngentot, cerita mesum, cerita panas, cerita horny, cerita hot 2016

from Kumpulan Cerita Sex Dewasa, Tante Bispak Ngentot, ABG Ngeseks

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini