• home
Home » » Awal Sebuah Ketulusan Oleh Sendy Sayang

Awal Sebuah Ketulusan Oleh Sendy Sayang

Perkenalkan aku Fahri aku tinggal di bandung umurku 17 tahun pada awalnya aku tidak begitu tertarik dengan namanya chatting. Tetapi lama kelamaan aku jadi ketagihan dan setiap hari aku selalu meluangkan waktu Untuk beberapa saat lamanya sembari mengerjakan tugas harian di kantor. Baik itu melalui MIRC ataupun di YM. Dan mulai dari sinilah aku mulai mengenal apa itu dunia cyber. Suatu hari aku chatting dengan menggunakan nickname Jingga yang kebetulan aku suka banget dengan warna purple.

Hingga sampailah aku di pertemukan dengan cewek yang berumur 17 tahun yang mempunyai nama asli Sendy Ariani. Sendy yang masih berstatus pelajar di salah satu SMU negeri di Jakarta dan tinggal di sekitar Jakarta Barat. Dengan paras yang cantik serta bentuk tubuh yang sexy di dukung penampilannya yang selalu mengenakan rok abu-abunya di atas lutut. Menjadikan dirinya patut untuk di kagumi oleh setiap lelaki. Apalagi dengan hem putihnya yang sedikit transparan setiap Sendy berangkat ke sekolah. Begitu menerawang terbentuk segaris Bra 36 warna hitam kesukaannya menjadikan setiap mata yang memandangnya tak akan berkedip sedetikpun.

Sendy adalah anak tunggal dari keluarga yang cukup terpandang di Jakarta. Kesibukan papanya sebagai seorang pengusaha, menjadikan Sendy selalu merasa kesepian. Demikian juga dengan Mamanya yang selalu sibuk dengan urusan arisan, shopping, senam, salon dan banyak lagi kesibukan yang datang tak pernah habisnya. Karena merasa kesepian setiap pulang dari sekolah ataupun saat libur sekolah, menjadikan Sendy tumbuh tanpa seorang figur dari keluarganya. Kalau melihat kepribadiannya Sendy sebenarnya mempunyai kepribadian yang periang dan ramah.Semua itu bisa di lihat dengan kesehariannya yang selalu tersenyum kepada semua orang yang di jumpainya.

Demikian juga saat bertemu denganku lewat Chatting. Setiap perjumpaan selalu diakhiri dengan kesan yang baik, bagaimanapun juga aku sangat menghargai. Kejujurannya yang menceritakan masalah keluarganya yang super sibuk dan mantan cowoknya yang berpaling darinya, karena tidak bisa bersabar menghadapi Sendy yang belakangan menjadi pemurung. Sifatnya yang pemurung itu disebabkan oleh suasana keluarganya yang mulai tidak harmonis lagi dan menjadikan sosok Sendy menjadi minder di sekolahnya.

Hingga pada satu kesempatan dia memutuskan ingin bertemu secara langsung denganku. Hari itu setelah kita chatting beberapa saat, tiba-tiba dia menangis dan butuh teman untuk curhat secara langsung dan alasannya, karena dia sudah akrab dan percaya kepadaku.

Setelah menentukan tempat yang cukup aman, sejuk udaranya dan tidak bising akhirnya aku sepakat menemuinya. Dengan perasaan deg-degan, sepanjang perjalanan aku berpikir ada masalah apa dengan Sendy. Dan pikiranku terasa semakin amburadul ketika aku benar-benar ketemu dengannya.

Sesaat Aku terkagum-kagum melihat penampilannya hari itu. Berbeda dengan kesehariannya yang selalu mengenakan seragam sekolah. Hari itu Sendy mengenakan stelan celana jeans agak belel warna biru di padu dengan kaos putih ketat yang menonjol di bagian dadanya. Rambut panjangnya di biarkannya tergerai menyentuh bahunya melewati leher jenjangnya yang putih bersih.

Dari penampilannya yang mengagumkan aku sempat menelan ludah sesaat. Sendy adalah sosok cewek idolaku. Mulai dari wajahnya, dadanya, pinggulnya dan lekukan Pantatnya yang sexy tecetak jelas di celananya yang ketat juga. Membuat aku menelan terdiam sesaat, sambil membayangkan bagaimana jika aku bisa bercinta dengan dia.

Di sebuah cafe yang suasananya pada siang itu tidak begitu ramai, dengan hanya beberapa pengunjung, menjadikan pertemuanku dengan nya akan sangat berkesan tentunya. Selama pembicaraan di cafe, jantungku berdetak kencang setiap melirik paras Sendy yang cantik dan manis sekali dan aku membayangkan jika aku dapat menikmati bibirnya yang merekah. Untuk menghilangkan rasa cemasku, aku berusaha membuka pembicaraan dengan menanyakan bagaimana kesannya setelah bertemu dan ada masalah apa sampai dia memintaku datang menemuinya.

Pertemuan itu sebenarnya hanya sekedar alasannya aja agar bisa ngobrol denganku dan mengenal lebih dekat siapa diriku sebenarnya. Hal itu aku ketahui setelah kami terlibat perbincangan serius di cafe dan dia berterima kasih, kalau selama ini aku bisa dengan penuh kesabaran mendengarkan semua masalah yang di hadapinya.

" ri.. Boleh aku mengatakan sesuatu?" tanya Sendy tiba-tiba.
"Boleh.. Ada apa emangnya?" tanyaku balik.
"Aku mulai merasakan semua kasih sayang kamu selama ini," jawabnya.
"Dan aku juga ingin memberikan hal yang sama buat kamu," lanjutnya.

Aku hanya bisa terdiam mendengar semua penjelasannya, dengan lembut aku memeluk tubuhnya untuk meyakinkan bahwa semua yang kulakukan tulus adanya. Dan dengan pelan aku genggam jemari tangannya yang halus serta aku pegang dagunya dengan lembut bibirku menyentuh bibirnya yang terbuka sedikit. Yang tak lama aku telah menciumi leher Sendy yang terlihat sangat bersih dan putih.

" Sendy aku sayang kamu..," bisikku di telinganya lirih.

Sendy semakin erat memelukku sebagai ungkapan kebahagiaannya atas sikapku. Setelah perbincangan di cafe selesai, Sendy mengajakku untuk bersantai sejenak sambil beristirahat dengan memesan sebuah kamar di sebuah hotel yang tak jauh letaknya dari cafe tersebut.

" ri.. Ohh..," desah Sendy ketika aku mencumbu lehernya setelah kita sampai di kamar. Lidahku semakin nakal menjelajahi leher Sendy yang jenjang.
"Akhh ri.." tanpa terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Sendy yang aku rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya.
"Ooohh.. ri.." desahnya lirih.

Sendy mulai terangang ketika ujung lidahku menjilati bukit payudaranya yang berukuran 36 itu. Aku semakin berani untuk melakukan yang Iebih jauh.. Dengan meremas payudara yang satunya.

" Sendy.. Sayang, aku buka baju kamu yah.."? bisiku di telinganya.

Sendy hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk melepaskan pakaiannya, sampai akhirnya dia hanya mengenakan Bra warna hitam. Dadaku semakin naik turun, ketika pundaknya yang putih nampak dengan jelas di depanku.

Setelah terbuka, kembali aku mengulum bibirnya yang merekah. Lidahku menjelajahi rongga di langit-langit mulutnya dan sesekali menghisap lidah Sendy yang mulai terangsang dengan ciumanku. Tanganku yang nakal mulai melepas Bra warna hitam miliknya. Dan.. Wow.. Tersembullah puting yang kencang.. Tanpa pikir panjang aku melepas lumatan di bibir Sendy untuk kemudian mulai menjilati puting Sendy yang berwarna kecoklatan. Satu dua kali hisapan membuat putingnya berdiri dengan kencang.. Sedangkan tangan kananku memilin puting yang lainnya.

"Ooohh  ri.. Enak sekali sayang..," rintih Sendy.

Dan saat aku mulai menegang.. Sendy berusaha bangkit dari tempat tidur, tapi aku tidak memberikan kesempatan Sendy untuk bangkit dari pinggir ranjang. Parfum Sendy yang harum menambah gairah aku untuk semakin berani menjelajahi seluruh tubuhnya.

Aku beranikan diri untuk mulai membuka celana jeans serta CD hitam berenda yang dipakainya. Dan darahku mendesir saat melihat gundukan yang ditumbuhi dengan rambut yang hitam lebat. Tanpa berpikir panjang, aku langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan lidahku ke dalam lubang vagina Sendy.

"Oohh.. Fahri.. Nikmat.. Sayang," Sendy merintih kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang kewanitaannya.
"Akhh.. Kamu pintar sekali sayaang.." Desah Sendy disaat jilatanku semakin cepat, Sendy sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda mau orgasme dan sesaat kemudian..
"Mass Fahri.. Sayang.. Aku nggak tahan.. Oohh.. Mass aku mau.." Sendy menggelinjang hebat sambil menjepit kedua pahanya sehingga kepalaku terasa semakin terbenam di selangkangannya.
"Maass.. Ookkhh.. Aakuu keluaarr.." Jeritnya lirih.

Sendy merintih panjang saat mencapai orgasmenya yang pertama, dia tersenyum puas. Aku biarkan dia terlentang menikmati orgasmenya, sambil membuka semua pakaian yang aku kenakan. Aku memperhatikan Sendy begitu puas dengan pemanasan tadi, itu terlihat dari raut wajahnya yang begitu berbinar-binar.

Tanpa memberi waktu panjang, aku segera menghampiri tubuhnya yang masih lemas dan menarik pinggulnya dipinggir ranjang, dan tanpa pikir panjang penisku yang berukuran lumayan besar, langsung menghujam celah kenikmatan Sendy sembari bibirku mengulum payudaranya.

"Aaakhh.. ri..," desah Sendy, saat penisku melesak ke dalam lubang vaginanya.
"ri.. Penis kamu ohh.." desahnya kemudian.

Aku merasakan setiap jepitan bibir vaginanya yang begitu ketat, sampai terasa begitu nikmat lubang senggama Sendy. Aku berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan menetes diwajah Sendy yang pertama kalinya merasakan nikmatnya bercinta. Setiap gerakan maju mundur penisku, selalu membuat tubuh Sendy menggelinjang hebat karena dia mulai bisa merasakan dan menikmati permainan ini.

"ri.. Sudah.. Sayang.. Akhh.." sembari berteriak panjang aku rasakan denyutan bibir vagina Sendy menjepit batang penisku.

Dan aku rasakan cairan hangat mulai meleleh dari vagina Sendy. Aku tidak mempedulikan desahan Sendy yang semakin menjadi, aku hanya berusaha memasukkan penisku lebih dalam lagi. Tiba-tiba Sendy mendekap tubuhku erat dan aku tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang kedua kalinya.

Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat dan.. Sesaat kemudian.

"ri.. Aku.. Mau.. Keluarr lagi.. Aaakk.. Sayang, aku.. Nggak tahan.."
Seiring jeritan itu, aku merasakan cairan hangat kembali meleleh disepanjang batang penisku.
"Aaakhh.. Sayang.. Enak sekali.. Ooohh..," rintih Sendy lirih.
Bagaikan orang mandi, keringatku kembali Sendy, diatas tubuh Sendy. Disaat aku mulai mencapai klimaks, aku meminta Sendy berganti posisi diatas.
" Sendy.. Sayang kamu diatas yah.."Pintaku

Aku melepas penisku dan langsung terlentang. Sendy bangkit dan langsung menancapkan penisku dalam-dalam di lubang kewanitaannya.
"Akhh gila, penis kamu enak banget Maas.. Ooohh.." Sendy merintih sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
"Aduhh enak ri.." desahnya lagi.
Goyangan pinggul Sendy membuat gelitikan halus di penisku..
" Sendy.. Sayang.. Akh..," aku mengerang kenikmatan saat Sendy menggoyang pinggulnya.
"ri.. Aku mau keluar nih..," sambil merintih panjang, Sendy menekankan dalam-dalam

Tubuhnya hingga penisku amblas ditelan vaginanya dan bersamaan dengan itu aku sudah mulai merasakan tanda-tanda akan mencapai orgasme.

"Aaahh.. Ahh.. Ohh," teriakku
"Crott.." bersamaan dengan menyemburnya spermaku. Aku biarkan spermaku menyembur di dalam vaginanya. Sebagian dari spermaku langsung meleleh di sekujur pahanya yang mulus.

Setelah itu Sendy berjalan menuju ke kamar mandi untuk segera mencuci spermaku yang baru keluar dari vaginanya. Permainan itu berakhir dengan penuh kenikmatan dalam diri kami berdua, karena baru pertama kalinya Sendy bercinta denganku, dia mengalami multi orgasme yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

"ri.. Kapan kamu ada waktu lagi untuk melakukan semua ini sayang," tanya Sendy.
Aku menjawab lirih, "Terserah Kamu deh, aku akan selalu sediakan waktu untuk kamu."
"Makasih sayang.. Kamu telah memberikan apa yang selama ini belum aku rasakan," kata Sendy.

Kemudian aku mengecup kembali Bibirnya yang merekah sebagai tanda kasih sayangku kepada Sendy yang tulus.

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini